Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

ingin biasa saja, seperti dulu kala

selalu bersama dengan menghabiskan waktu berdua, bertegur sapa seperti biasa tanpa ada yang menyiksa, berjalan nya waktu saat bertemu segalanya berbeda, rasa dihati yang tidak dapat dibohongi sudah menguasai semua . bagaimana kabarmu tanpa diriku? mengapa kau hilang kabar seakan baik-baik saja tanpa diriku, segalanya tampak biasa saja tapi sungguh itu menyiksa, disini aku hanya menunggu kabarmu dengan rindu . biarkan waktu yang menopang segala rinduku padamu, dengan semua ruang hatiku, kuserahkan padamu.

PERNAH

pernah hampir memiliki, kemudian pergi. pernah menyatakan rasa, kemudian jadi luka. pernah membayangkan masa depan berdua, kemudian dengan enak membuangnya. pernah berjanji untuk setia, kemudian berdusta. pernah menghabiskan waktu berdua, kemudian tidak saling menyapa. mengapa semua harus menjadi 'pernah' lalu 'kemudian' mengapa harus 'pernah' padahal aku ingin selalu bersamamu, memilikimu, menyayangi mu, menua bersamamu. setelah difikir, mengapa aku bertemu denganmu, lebih baik kita tidak perlu bertemu, kalau hanya untuk 'pernah'.

Melewati Hari dengannya

suatu pagi yang berbeda dengan biasanya menyambut hari dengan suasana yang tidak sama hanya memikirkan apa yang harus dilakukan kedepannya merasakan hal yang tidak dirasakan banyak orang diluar sana hanya dia dia yang selalu berusaha berusaha membuat suasana akan sama seperti biasanya sungguh bukan permainan semua perlu perjuangan hanya untuk senyuman itu lah yang dia katakan hanya dia yang mengetahui bagaimana menghiburku dengan caranya memang terbukti aku melewati masa semu.

Sempurna.

Aku ingin terus begini, bukan begitu. Aku ingin tanpanya, bukan dengan nya. Aku ingin, ingin seperti bulan dan bintang. sama halnya, dengan ombak dan pasir. Bulan selalu menyapa bintang dengan sinarnya. dan,  Ombak yang selalu menyapa pasir dengan lembutnya. Saat mereka menjadi satu dalam hariku, saat itu, Aku merasa sempurna, meskipun tanpamu. Walau hati rapuh. Bulan&Bintang, Ombak&Pasir, yang sudah menemani ku saat itu.  Ditambah angin yang berhembus memaksa ku untuk memejamkan mata, sampai tidak kusadari, apa yang telah menetes dari mata ini.